Pameran Fashion Peranakan dalam 'Tiga Negeri' oleh Tiga Desainer Indonesia
By modest.id - Feb 14, 2017Budaya Peranakan yang dikenal sekarang merupakan hasil akulturasi penduduk asli Tiongkok yang bermigrasi pada abad ke-15 dan abad ke-16 ke berbagai negara Asia Tenggara dengan Indonesia sebagai pusatnya. Masyarakat Tionghoa ini menetap dan mengasimilasi budaya negara asal dengan budaya lokal, menghasilkan karakter baru yang berpengaruh pada gaya hidup seperti: penggunaan material sutra dan emas, kerajinan sulaman, batik dan tenun, hingga arsitektur. Pengaruh budaya Peranakan turut memperkaya ragam budaya Indonesia yang selalu dikenal dengan kemajemukan masyarakatnya yang hidup berdampingan secara harmonis. Pengaruh Budaya Peranakan ini turut memperindah ragam hias di semua warisan budaya Indonesia, yang bisa dinikmati hingga kini.
Kekaguman Edward Hutabarat,Didi Budiarjo dan Adrian Gan akan pengaruh budaya Peranakan menjadi titik awal tercetusnya pameran instalasi bertajuk Tiga Negeri. Selain menampilkan kepiawaian dalam menginterpretasi pengaruh budaya Peranakan pada koleksi busana modern, tiga desainer kenamaan Indonesia ini juga memamerkan berbagai koleksi antik yang telah mereka kumpulkan selama bertahun-tahun. Dari batik Tiga Negeri keluarga Tjoa sampai koleksi almarhum Go Tik Swan, keramik, perhiasan antik, serta kebaya encim; pameran ini komprehensif memperlihatkan berbagai artefak sebagai bukti keberadaan budaya Peranakan di tanah air, hingga relevansinya di kehidupan masyarakat urban saat ini. Pameran ini berlangsung pada 21 Januari 2017 hingga 5 Februari 2017 di dia.lo.gue artspace, Kemang Jakarta Selatan. Pameran ini adalah sebuah upaya dalam memasyarakatkan budaya Peranakan dan pengaruhnya sebagai bagian dari identitas bangsa Indonesia.
'TIGA NEGERI peranakan fashion & collection of Edward Hutabarat, DidiBudiardjo & Adrian Gan'
Dia.lo.gue artspace sebagai lokasi pameran digubah menjadi pengalaman kaya rasa yang membawa para pengunjung dalam sebuah perjalanan untuk mengenal secara lebih personal berbagai elemen budaya Peranakan. Dari visualisasi grafis Tiga Negeri yang menampilkan karya Hermawan Tanzil dari LeBoYe, masyarakat umum juga dapat menikmati berbagai patung perunggu, vas keramik serta lukisan antik koleksi antique dealer Gilbert Wiryadinata selain koleksi pribadi tiga desainer tersebut.
Beragam mahakarya ini juga dijual selama masa pameran untuk menggalang dana untuk program pelestarian budaya Peranakan dan pengembangan kerajinan seperti anyaman, sulaman, tenun, batik yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Program pertama yang telah direncanakan adalah pengembangan gaya Peranakan pada kain Ulos Tarutung. Sebagai pameran yang ekstensif mengangkat tema budaya Peranakan, pada hari pembukaan Tiga Negeri juga menampilkan pilihan hidangan Peranakan dari Lily Atmodirjo pemilik Pakis Culinary yang dikenal dengan berbagai rumah makan bertemakan ragam budaya Indonesia seperti Bungarampai, Meradelima, Kembang Goela dan Waroeng Kita.
Tiga Negeri adalah sebuah upaya untuk mengingat kembali kekayaan perbendaharaan budaya Indonesia yang belum tergali. Perhelatan multidimensi ini akan membawa setiap indra dalam perjalanan tapak tilas menuju visi budaya Peranakan untuk masa depan. Apresiasi budaya yang tetap relevan mengikuti masa menjadi sebuah langkah progresif dalam melestarikannya, sehingga rasa bangga tak hanya dapat dirasakan saat menyimak berbagai artefak masa lalu, namun juga dapat dinikmati sebagai bagian dari jati diri yang berbaur alami di kehidupan sehari-hari.
Ibu Sinta Nuriyah, Ibu Nina Tanjung dan Ibu Yeni Wahid ikut membuka pameran 'Tiga Negeri'
(images courtesy of dia.lo.gue artspace)
See also:
--
ArtJog MMXIX –Art Is Common: Common|Space --
Rinaldy Yunardi Menjadi Pemenang Utama dalam Kompetisi 'Wearable Art' Dunia --
Ide Aktivitas Menyenangkan bersama Anak: Membuat Marbling Art --
Pameran Fashion Peranakan dalam 'Tiga Negeri' oleh Tiga Desainer Indonesia --