Tren Online Travel Agent dan Perilaku Traveler di Indonesia


Hideki Yamada (CEO pegipegi)- Ryan Kartawidjaja (Deputy CEO pegipegi- Calvin Jeremy (KOL pegipegi) 


Awal Desember 2016, di sebuah gerbong Commuterline yang penuh sesak, hampir semua penumpang melakukan hal yang sama yang sangat lazim kita jumpai; membuka gadget. Iseng melihat ke beberapa layar mobile phone yang terjangkau mata saya, ternyata mereka semua sedang membuka laman sejenis: Online Travel Agent. Wow, it's early December and everybody seems to be in traveling mood already. 

Desember dan liburan tengah tahun sekolah memang menjadi peak season bagi industri wisata, dan begitu juga yang terjadi pada Online Travel Agent (OTA) yang sedang booming di Indonesia. Hal tersebut seperti yang dipaparkan sebuah perusahaan OTA dalam negeri, pegipegi dalam media gathering akhir tahun pada akhir November lalu. Untuk performa tahunannya, pegipegi mencatat pertumbuhan total transaksi yang naik hingga lebih dari 250% dibanding tahun 2015.

Pegipegi juga mengungkapkan beberapa tren dan perilaku traveler masa kini, yang sangat dipengaruhi oleh internet dan smartphone berkamera canggih. Motivasi bepergian kini jauh berbeda dibanding (katakanlah) 1 dasawarsa lalu. Mencari dan melancong ke tempat-tempat baru, didorong oleh motivasi ingin mengambil foto dan mengunggahnya ke sosial media. Tidak ada traveling tanpa jejak digital, prinsip generasi muda 'penjelajah' masa kini.


Destinasi favorit di 2017 masih akan tidak jauh berbeda dengan tahun ini, dengan destinasi dalam negeri masih menguasai sebagian besar perjalanan. Lima kota besar ini tetap akan menjadi tujuan terbanyak, yaitu Jakarta, Bandung, Bali, Jogja dan Surabaya. Jakarta dan Surabaya menjadi destinasi bisnis, sedang ketiga kota lainnya didominasi sebagai tujuan liburan/leisure. Meskipun demikian, untuk tujuan liburan, akan ada sedikit persebaran pada destinasi-destinasi baru setelah pemerintah menetapkan 10 kota wisata di Indonesia sebagai 'The Next Bali', yaitu Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kep. Seribu, Borobudur, Bromo-Tengger-Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Pulau Morotai.

Masih berdasarkan data pegipegi, rentang usia traveler yang menggunakan OTA masih sangat luas, tetapi paling banyak pada rentang usia antara 20 hingga 35 tahun (gen X to gen Y). Business travelers sebanyak 30% dan leisure travelers sebanyak 60-70%. 

Yang menarik, di Indonesia yang masih paling banyak adalah last minute travelers, dimana sebanyak lebih dari 50% total booking adalah pada H-1 dan hari H (Wah, ternyata saya temannya banyak). Padahal, menurut pegi-pegi, tidak ada untungnya memesan di OTA pada last minute, karena yang pertama biasanya harga sudah lebih tinggi, dan yang kedua ketersediaan kursi atau kamar juga pasti sudah tidak banyak, atau bahkan seringkali kehabisan. 

Nah, kabar baik buat kamu yang masih ingin pergi liburan pada bulan Desember ini, pegipegi menghadirkan program spesial akhir tahun yaitu Promo Kado. Promo Kado ini berlangsung selama bulan Desember 2016, akan hadir dengan 7 skema berbeda dan memberikan diskon hingga 50% baik untuk pemesanan hotel, pesawat maupun kereta api. Jadi, lebih baik pesan segera dan hindari kebiasaan jadi last minute travelers yaa (kalau bisa)! :) 

See also:
-- Satu Dekade tiket.com, Selalu Relevan dengan "Selalu Ada Tiketnya" -- Siluet Terbaru TUMI 19 Degree Aluminium -- 6 Tipe Traveler dan Pilihan Akomodasi yang Sesuai -- Mau Tahu Kapan Waktu Terbaik untuk Booking Hotel Jelang Akhir Tahun? --

Tags

please login to comment.

RELATED NEWS

5 Destinasi Liburan Ramadhan-Lebaran, Rekomendasi Traveloka

5 Destinasi Liburan Ramadhan-Lebaran, Rekomendasi Traveloka

READ MORE
Strategi Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Masih) di Masa Pandemi

Strategi Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Masih) di Masa Pandemi

Blibli ikut berperan mengakselerasi transformasi digital di industri pariwisata dan ekonomi kreatif melalui Blibli Travel & UMKM Fest

READ MORE